Seorang petani yang tidak mengerjakan (menanami dan merawatnya) tanah yang dimilikinya, hal tersebut mungkin saja menggairahkan akan tapi sia-sia “panen” hasil. Sebaliknya, petani realistis yang memilih mengerjakan tanahnya dan tidak bermimpi atau melamun, tentulah akan menikmati hasil kerja kerasnya di saat panen. Sederhana dan nyata sekali memang. Dalam realita tentu jauh lebih sulit, sebab petani yang bekerja keras pun harus berjuang juga melawan wabah, musim kering dan banjir, tengkulak dan lain-lain.
Mungkin sebagian besar kita bukan petani dan tidak memiliki lahan pertanian. Akan tetapi hargailah mereka, karena mereka kita bisa menikmati pulennya nasi terhidang dimeja makan setiap hari. Tanah adalah simbol sumber nafkah dan kehidupan. Namun agar nyata menjadi sumber kehidupan tanah harus diolah dan dirawat. Untuk merawatnya kita membutuhkan tubuh dan jiwa yang sehat serta kuat. Yang terakhir ini pun harus kita jaga dan pelihara baik-baik.
Ingat,,,mengapa petani menanam padi sambil berjalan mundur?
Mereka tidak mau merusak pekerjaannya sendiri. Perumpamaan lama mengatakan jangan mengotori mata air sendiri juga orang lain. Kita pun diminta bijak agar sadar atau tak sadar, jangan merusak dan menghancurkan modal-modal kehidupan kita sendiri dengan kesia-siaan.
Semoga bermanfaat,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar